Entri Populer


widgets

Senin, 01 Juli 2013

Surat Untuk Ibuku



Surat Untuk Ibuku
Bagaimana pun jauhnya seorang ibu dan seorang anaknya pasti ia saling mengiat, saling menyayangi, dan saling mencintai. Begitu juga dengan diriku. Sudah enam tahun yang lalu aku meninggalkan Ibuku untuk pergi merantau mencari ilmu dunia dan akhirat. Sudah sangat lama jauh dari sang Ibu, ingin merasakan bagaimana hangatnya pelukannya. Karena pelukan yang paling hangat adalah pelukan Ibu bagi diriku.
            Bagiku Ibu adalah tempat mengadu segala hal, baik dikala senang, danda, sedih dan lain sebagainya. Siang ini matahari sangatlah terik, rasanya tubuhku seperti kebakar, dan sangat dekat dengan api unggun. Padahal hal itu hanya perasaanku saja. Saat tiba, kuambil pena, dan kuambil buku untuk menulis surat untuk ibuku yang sangat jauh dari hidupku. Sempat berpikir….
            Selama enam tahun lamanya aku meninggalkan ibu di kampung halaman, tidak pernah sekali pun kukirim surat atau pun hadiah lainnya untuk Ibuku. Tidak seperti teman-temanku yang selalu saja mengirimkan sesuatu untuk ibunya. Begitu pula dengan ibu mereka, Ibu temanku selalu saja mengirimkan sesuatu kepada anaknya,dan sepucuk surat untuk anaknya. Hanya ibuku dan aku saja yang tidak pernah mengirimkan sesuatu yang istimewa.
            Kini ada niatku untuk mengirimkan sepucuk surat, dan sesuatu yang dulunya sangat diinginkan oleh Ibuku. Langsung saja kuambilkan pena dan buku yang sudah kusiapkan sejak dari tadi. Kubuka lembaran buku ternyata roto ibuku terselip di lembarannya. Kuratap foto ibuku, bagaiman keadaannya sekarang? Apa yang dedang ia lakukan? Selalu hatiku bertanya tentangnya, pikiriranku pun selalu saja memikirkannya, bayangan wajahnya selalu ada di depan mataku. Dari memandan fotonya tersebut aku menemukan ide-ide yang ingin aku tuliskan di buku ini.
            Asalammualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh
Salam rindu buat Ibuku yang tercinta
Ibu, ini aku anakmu Nida, sekian lama kini telah kita berpisah Ibuku. Maafkan jika baru kali ini anakmu mengirimkan sebuah surat untukmu. Ibu, aku  sangat merindukanmu. Aku sangat khawatir dangan keadaanmu. Aku berharap agar kamu baik-baik saja. Ibu sekiranya ibu tidak susah payah untuk memikirkan keadaanku saat ini, ibu takkan pernah sakit dan selalu baik-baik saja. Karena aku sangat tahu bagaimana jika anakmu pergi jahu dari hidupmu.
Aku Nida selalu berdo’a Bu, agar kamu selalu dijaga, sehat selalu, panjang umurmu, da lain sebagainya. Ibu pengalamanku di sini dangat banyak. Biar pun anakmu ini tidak pandai, guru-guruku di sini sangat menyayangiku. O, iya bu, apakah kamu masih meningat apa yang kamu inginkan sejak dulu, yang tidak pernah tercapai? Kurasa ibu masih ingat apa yang ibu inginkan, karena aku telah membelinya di sini.
O, iya Ibu, ada berita yang sangat mengagumkan, aku mendapat biaya siswa untuk melanjutkan kuliah di sini. Insya Allah, tahun ini aku akan pulang ke kampung halaman, dan menemanimu selama dua bulan. Terima kasih Ibu, berkat do’amu untukku, dan kasih sayang yang tak pernah hilang darimu. Jangan lupa ya bu, untuk membuka hadiah yang kuberikan padamu. Aku sangat mencintaimu Bu, sampai kapan pun. Jangan melihat dari segi dan cantiknya hadiah yang kuberikan. Disetiap shalatku aku akan selalu berdo’a kepada Sang Ilahi, agar kita selalu dijaga, dan ditetapkan disisinya. Amin.
Demikian surat dari anakmu Nida, Love you forever.
Asalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Karena malam yang sudah sangat larut, kubungkus hadiah untuk Ibuku, dan memberinya sedikit uang yang telah aku kumpulkan sejak lama. Lalu kuambil selimut, dan tidur dengan sangat pulas. Hanya menunggu pagi yang sangat cerah untuk pergi ke loket dan mengirimkan surat untuk Ibuku, dengan penuh hati yang sangat girang.
Dalam tidur pulasku, aku berharap agar ibuku membalas surat yang akan kukirimkan kepadanya, beserta fotonya. Tetepi aku hanya bisa berdo’a dlam tidurku untukku dan juga untuk ibuku. Aku berharap mala mini lebih indah dari malam yang sudah berlalu. Aku meninginkan dalam mimpiku ada seorang wanita yang memeluk tubuhku, yaitu Ibuku yang sangat tercinta.
Bagiku Ibu adalah cahaya yang selalu menerangi hatiku, yang selalu menjagaku biar di mana pun aku berada. Sekali pun aku jauh dari hidupnya, tetapi do’anya selalu mengiringiku.

Senin, 24 Juni 2013

Mengubah Hidupku Yang Baru



Wah tidak terasa waktu semakin lama semakin berjalan dengan lancar. Tahun berganti tahun, bulan berganti bulan, hati berganti hari, pokoknya waktu semakin lama semakin berjalan dan umur ku pun kini telah berumur tiga belas tahun. Senangnya lagi, tahun ini di Dayah Pesantren Baitul Arqam menerima santri baru. Wah kini aku menjadi kakak letting bagi mereka.
            Kira-kira, bagaimana ya menjadi kakak leting? Pastinya aja sangat menakjubkan. Sering kita dengar bahwa jika majadi kakak leting susah deh. Tapi apakah kata-kata itu mempercayai diri ku. Kini sekarang aku sedang menjalani bagaimana ya rasanya. Ah, jangan buat penasaran bagi yang pembaca, mending sekarang saya memulai menceritakan bagaimana rasanya  mempunyai adik letting.
            Santri baru yang ada di Dayah Pesantren Baitul Arqam ini berasal dari berbagai daerah. Ada dari Aceh Tengah, Aceh Besar, dan Sumatra Utara. Tentu saja bahasanya sangat berbeda-beda bukan? Tetapi bagi santri Baitul Arqam tidak masalah, karena mereka memakai bahasa yang Internasional lo, bahasa tersebut yang pastinya aja bahasa Inggris, dan juga bahasa Arab. Mereka belajar walaupun banyak yang salah-salah bukankah manusia belajar dimulai dengan kesalahan.
            Tentunya saja setiap manusia itu mempunyai sifat dan fisik yang sangat berbeda-beda bukan? Begitu juga dengan santri Baitul Arqam, mereka memmiliki sifat dan fisik yang berbeda-beda. Sifatnya ada yang saling mengejek satu sama lain, ada yang pemarah, lucu, dan lain sebagainya. Padahal Rasullulah sangat melarang kita untuk mengejek satu sama lain, mungkin saja santri baru Baitul Arqambelum mengetahuinya.
            Di saat memperkenalkan nama masing-masing, dan asal mereka dari mana saya rasa mereka semua begitu ramah. Nama mereka juga keren-keren lo…. Namanya siapa ya? Apakah saya perlu menyebutnya satu-persatu. Saya rasa sangat perlu agar kita saling mengenal. Nama santrinya Fauzul, Fawas, Iqbal, Fauzan, ,Uis, Rahmat, Urfa, Putri, Shalsa, Rendy, Firdaus, dan banyak lagi teman-teman. Jika teman-teman mau tahu nama santri Baitul Arqam, Kunjungi  Dayah Pesantren Baitul Arqam, di Sibreh, Aceh Besar. Jika teman-teman mau mendaftar, dewan guru siap mendampingi teman-teman lo. Suasana di sana juga sangat bagus, dan keren.
            Kini saya sudah menjadi kakak leting bagai mereka. Saya berusaha, membuang jauh-jauh tingkah laku saya yang tidak wajar dicontoh oleh mereka. Hidup ini harus berubah, lebih baik di hari ini dari pada hari kemarin. Mulai sekarang saya belajar agar menjadi kakak letting yang terbaik bagi mereka, dan saya pribadi.    
Bulan puasa kini tidak lama lagi akan datang. Saatnya kembali ke kampung halaman masing-masing, dan meninggalkan adik-adik leting saya. Yang jelasnya mereka juga bukan tinggal di Dayah lo, mereka juga kembali ke kampung halaman masing-masing. Dan kembali lagi sesudah lebaran, berkumpul barsama kembali. Berbagi canda dan tawa.

Senin, 03 Juni 2013

Terima Kasih Kak Aida



Terima Kasih Kak Aida
Cuaca hari ini is very nice, begitu juga dengan hatiku. Di pagi yang sangat cerah, membuat tubuhku segar, bugar. Pagi yang sangat cerah ini aku lari pagi bersama teman-teman , teman-teman tersebut selalu membuat aku bete dan membosankan. Tetapi biar  pun teman yang sangat membosankan,mereka lucu, seru, pokoknya happy deh. Kadang-kadang juga kita juga jengkel dengan mereka. Segar banget rasanya sudah lari pagi, tapi salahnya baru pagi ini aja yang lari paginya, lucu ya? Katanya mau kurus, tapi lari sangat jarang banget. Manusia yang aneh, bin ajaib.
             Dengar-dengar hari ini kedatangan tamu, tamu tersebut adalah teman Bunda Aini, yaitu Kakak kita yang bernama kak Aida.  Wah, beliau adalah seorangpenulis, keren ya? Beliau memberi motifasi untuk saya agar bisa menulis, tpis menulis, dan harus mencoba menulis, biarpun tulisan kita itu jelek. Mungkin saja tulisan kita yang jelek bisa terkenal seluruh dunia. Haw, mudah-mudahan saja.
            Sebenarnya saya sudah putus asa tentang menulis, tetapi berkat kakak Aida ia memberi semangat untuk aku. Ternyata orang sukses itu pernah juga mengalami kesulitan. Asyiknya lagi, kak Aida mengajarkan kami bernyanyi, dan memerintahkan kami untuk menulis sebuah surat untuk diri sendiri. Keren bukan, membuat surat untuk diri sendiri,atau pun perjanjian yang akan kita komitmen terhadap diri sendiri. Teman-teman semua tahu tidak apa yang saya tulis dalam sebuah surat itu? Isinya keren lo…. Saya menulisnya dengan kata-kata yang sangat singkat, sesudah tulisan selesai, tulisan tersebut diserahkan kepada kak Aida. Saya mengatakan dalam surat tersebut, apa ya kira-kira?
            Dear : Jarnida
Jarnida, sekarang sudah saatnya kamu mulai menulis dengan baik. Hari ini adalah hari keberuntungan bagi kamu, karena kamu sudah bertemu dengan seorang penulis yaitu kak Aida MA. Kamu sudah banyak mendengar bagai mana tips-tips menulis dengan baik, dan lain sebagainya.
            Sebenarnya kamu bisa menjadi penulis, seperti penulis lainnya. Bahkan kamu mempunyai pengalaman yang sangat banyak. Kira-kira pengalaman kamu itu apa ya? Aku kira pengalaman yang tidak bisa terlupakan adalah di saat Ibu kamu meninggalkan kamu selamanya. Dan tak kan pernah kembali lagi ke dalam pelukanmu.
            Pengalaman yang heboh yaitu pengalaman di sewaktu kamu tinggal di Panti Asuhan Muhammadiyah, kamu mempunyai teman yang lucu, nyebelin, bikin malu, wah pokoknya banyak banget pengalaman kamu yang menghebohkan.
            Aku percaya suatu saat nanti kamu akan bisa menulis dengan baik. Aku tanamkan dalam hatimu jangan pernah putus asa, mencobanya dan trus mencobanya. JAngan takut salah, karena tidak ada orang itu yang mulanya menerima kemanisan, pastinya pahitnya dulu dong, harus ada kemauannya juga ya. Jika kamu mau pasti bisa, semangat!
            Kak Aida sudah memberiku motifasi untuk menulis. Beberapa hari lagi libur akan tiba, aku ingin pulang ke kampung halamanku. Bertemu dengan Ayah, Adik, dan keluarga. Mudah-mudahan, sewaktu aku pulang nanti aku mempunyai pengalaman selama  dua minggu lamanya. Mempunyai ide untuk menulis pengalaman selama dua minggu di kampung halaman. Kesanku aku sangat berterima kasih kepada Bunda Aini yang telah membawa Kak Aida ke lokasi Pnti Asuha Muhammadiyah, dan Kak Aida yang telah memberiku motifasi untuk menulis dan mencobanya.

Rabu, 22 Mei 2013

Hukum Mad



Hukum Mad
Yang dinamakan mad adalah apabila ada fathah diikuti alif, kasrah diikuti ya' sukun, dhummah diikuti wawu sukun dan harus dibaca panjang.
Hukum mad dibagi menjadi dua, yaitu :

A. Mad Asli atau mad thabi'i ( مد اصلي ¤مد طبيعي )
Yaitu mad yang tidak bertemu hamzah, sukun dan tasydid. Cara membacanya adalah panjang satu alif / dua harakat. Contoh : قَالُوْا نُوْحِيْهَا
B. Mad Far'I (مد فرعي)
Yaitu mad yang bertemu dengan hamzah, sukun atau tasydid.

Mad far'i terbagi menjadi :
1. Mad Wajib Muttashil
Yaitu apabila ada mad bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat. Adapun cara membacanya adalah panjang lima harakat / dua setengah alif.
Contoh : لِقَاءَۤنَا - نِدَاۤءً
2. Mad Jaiz Munfashil
Yaitu apabila ada mad bertemu dengan hamzah di lain kalimat. Cara membacanya adalah panjang lima harakat / dua setengah alif.
Contoh : اِنَّاۤ اَعْطَيْنَاكَ - وَمَاۤ اُمِرُوْا
3. Mad Lazim Kilmi mutsaqqal
Yaitu apabila ada mad bertemu dengan tasydid dalam satu kalimat. Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif.
Contoh : وَلاَالضَّـۤالِّيْنَ - اَلْحَاۤقَّةُ
4. Mad Lazim Kilmi Mukhaffaf
Yaitu apabila ada mad bertemu dengan huruf sukun asli dalam satu kalimat. Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif.
Contoh : اٰۤ ْلاٰنَ
5. Mad Lazim Harfi Mutsaqqal
Yaitu mad yang terletak pada huruf-huruf fawatihus suwar (pembuka surat). Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif
Contoh : حٰمۤ طٰسۤ
6. Mad Lazim Harfi Mukhaffaf
Yaitu mad yang terletak pada huruf-huruf pembuka surat dan bertemu tasydid. Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif
Contoh : الم طٰسم
7. Mad Iwadh
Yaitu harakat fathatain dibaca waqaf, selain ta' marbuthah (ﺔ ). Panjangnya dua harakat / satu alif. Contoh : © عَلِيْمًا ® عَلِيْمَا
8. Mad Silah
Yaitu setiap ada ha' dhamir ( ﻪ ) / Hu atau Hi yang terletak diantara dua huruf hidup. Mad silah terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Mad Silah Qasirah
Yaitu apabila ada mad silah bertemu dengan huruf selain hamzah. Panjangnya dua harakat / satu alif. Contoh : لاَتَأْخُذُه سِنَةٌ
b. Mad Silah Thawilah
Yaitu apabila ada mad silah bertemu dengan hamzah (bentuknya alif). Panjangnya dua setengah alif / lima harakat.
Contoh : مَا لَه اَخْلَدَهُ
9. Mad 'Aridh Lis sukun
Yaitu apabila ada mad bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harakat. Contoh : © صِرَاطَ الْمُسْتَقِيْمِ ® صِرَاطَ الْمُسْتَقِيْمْ
10. Mad Badal
Yaitu setiap ada aa, ii, uu yang dibaca panjang. Adapun cara membacanya adalah panjang dua harakat atau satu alif.
Contoh : آمَنُوْا اِيْمَانٌ اُوْتُوْا

11. Mad Layyin
Yaitu apabila ada fathah diikuti wawu sukun atau ya' sukun bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjangnya adalah tiga alif / enam harakat.
Contoh : © مِنْ خَوْفٍ ® مِنْ خَوْفْ
© اِلَيْهِ ® اِلَيْهْ

Hukum Waqaf


Perlu kita mengenal istilah-istilah terkait dengan membaca Al-Qur’an dan menghentikan bacaan sebagai berikut :

1. Iftitah [ اِفْتِتَاح ] adalah pembukaan dalam bacaan Al-Qur’an yang diawali dengan membaca isti’adzah, basmalah, lalu diteruskan dengan membaca ayat.

2. Waqaf [ وَقَفْ ] adalah menghentikan bacaan atau suara sejenak pada akhir suku kata untuk mengambil nafas dengan maksud kendak melanjutkan bacaan pada ayat berikutnya.

3. Ibtida’ [ اِبْتِدَاء ] adalah memulai bacaan kembali sesudah waqaf dari awal suku kata pada ayat berikutnya.

4. Qatha’ [ قَطَعْ ] adalah mengakhiri bacaan Al-Qur’an dengan memotong bacaan sama sekali. Dan apabila hendak membuka bacaan kembali sesudah melakukan qatha’, disunahkan membaca isti’adzah lagi.

Perhatian contoh berikut ini :

اَعُـوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّـيْطَانِ الـرَّجِـيْمِ - بِسْـــمِ اللهِ الـرَّحْـمَنِ الـرَّحِـيْمِ

1.قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ 2. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ 3. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ 4 . وَمِنْ شَرِّالنَّـفَّاثَاتِ فِى الْعُقَدِ 5. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ .

PEMBAGIAN WAQAF

1. WAQAF IKHTIBARI (menguji atau mencoba). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan untuk menguji qari’ atau menjelaskan agar diketahui cara waqaf dan ibtida’ yang sebenarnya. Waqaf ini dibolehkan hanya dalam proses belajar mengajar, yang sebenarnya tidak boleh waqaf menurut kaidah ilmu tajwid.

2. WAQAF IDHTHIRARI (terpaksa). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan dalam keadaan terpaksa, mungkin karena kehabisan nafas, batuk atau bersin dan lain sebagainya. Apabila terjadi waqaf ini, hendaklah mengulang dari kata tempat berhenti atau kata sebelumya yang tidak merusak arti yang dimaksud oleh ayat.

3. WAQAF INTIZHARI (menunggu). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan pada kata yang diperselisihkan oleh ulama’ qiraat antara boleh dan tidak boleh waqaf. Untuk menghormati perbedaan pendapat itu, sambil menunggu adanya kesepakatan, sebaiknya waqaf pada kata itu, kemudian diulangi dari kata sebelumnya yang tidak merusak arti yang dimaksud oleh ayat, dan diteruskan samapi tanda waqaf berikuitnya. Dengan demikian terwakili dua pendapat yang berbeda itu.

4. WAQAF IKHTIARI (pilihan). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan pada kata yang dipilih, disengaja dan direncanakan, bukan karena ada sebab-sebab lain.

WAQAF IKHTIARI ADA EMPAT

1. WAQAF TAM (sempurna). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang sudah sempurna, baik menurut tata bahasa maupun arti. Pada umumnya terdapat pada akhir ayat dan di akhir keterangan, cerita atau kisah. Dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan ayat berikutnya. Seperti waqaf pada الْمُفْلِحُوْنَ dalam ayat berikut :

اُولئِكَ عَلَى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ لا وَاُولئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ [ البقرة : 5]

- Waqaf Tam bisa terjadi sebelum habisnya ayat, seperti waqaf pada kata اَذِلَّةٍ dalam ayat :

قَالَتْ اِنَّ الْمُلُوْكَ اِذَا دَخَلُوْا قَرْيَةً اَفْسَدُوْهَاوَجَعَلُوا اَعِزَّةَ اَهْلِهَا اَذِلَّةٍ وقف وِكَذَالِكَ يَفْعَلُوْنَ [ النمل : 34 ]

- Waqaf Tam terkadang terjadi pada pertengahan ayat, seperti waqaf pada kata اِذْ جَاءَ نِيْ dalam ayat :

لَقَدْ اَضَلَّنِيْ عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَاِذْ جَاءَ نِيْ وقف وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلإِنْسَانِ خَذُوْلاً [الفرقان :29]

- Dan waqaf Tam dapat terjadi pula sesudah habis ayat tambah sedikit, seperti waqaf pada kata وَبِاللَّيْلِ dalam ayat :

وَاِنَّكُمْ لَتَمُرُّوْنَ عَلَيْهِمْ مُصْبِحِيْنَ☼ وَبِاللَّيْلْ وقف اَفَلاَ تَعْقِلُوْنَ [ الصفات : 137 - 138]

2. WAQAF KAFI (cukup). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang menurut tata bahasa sudah dianggap cukup, tetapi dari segi arti, cerita atau kisah masih ada kaitannya dengan ayat berikutnya. Seperti waqaf pada ☼يُوْقِنُوْنَ dalam ayat berikut :

وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَا اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ج وَبِالأَخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ ☼ اُولئِكَ عَلَى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ لا وَاُولئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ☼ [ البقرة : 4 – 5 ]

3. WAQAF HASAN (baik). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang sudah dianggap baik menurut tata bahasa, tetapi masih ada kaitan dengan ayat berikutnya, baik dari segi arti maupun tata bahasa. Seperti waqaf pada ☼ الْعَالَمِـيْنَ dalam ayat berikut :

اَلْحَمْـدُ للهِ رَبِّ الْعَـالَمِـيْنَ☼ اَلرَّحْمـنِ الرَّحِيْـمِ ☼ مَـالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ ☼

4. WAQAF QABIH (buruk). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang menurut tata bahasa tergolong buruk dan bahkan merusak arti atau maksud dari makna ayat yang sebenarnya. Seperti waqaf pada ☼ لِلْمُصَلِّيْنَ dalam ayat berikut :

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّيْنَ ☼ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلاَ تِهِمْ سَاهُوْنَ ☼

Waqaf pada ☼ لِلْمُصَلِّيْنَ akan merusak arti atau maksud ayat. Maksud dari ayat adalah : “Neraka itu untuk orang-orang yang melalaikan shalat” Ketika waqaf pada ☼ لِلْمُصَلِّيْنَ , maka maksud ayat lalu berubah menjadi :
“Neraka itu untuk orang-orang yang mengerjakan shalat"

CARA BERWAQAF
Waqaf dalam membaca Al-Qur’an dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut, yaitu :

1. Akhir suku kata dimatikan dalam bacaan apabila berharakat fathah, kasrah, dhammah, kasratain atau dhammatain [ ـَ ـِ ـُ ـٌ ـٍ ] Contoh :

سَقَرْ☼ = سَقَرَ ☼ نُذُرْ ☼ = نُذُرِ ☼ اَحْسَنْ ☼ = اَحْسَنُ ☼ تَخَوُّفْ = ☼ تَخَوُّفٍ ☼ اَشِرْ ☼ = اَسِرٌ☼

2. Akhir suku kata dimatikan [ ـْ ]dalam bacaan apabila berharakat : Fathah, kasrah atau dammah yang sebelumnya ada Alif [ا ـَ ـِ ـُ ] seperti :

☼ الْحِسَابَ ☼ الْحِسَابِ ☼ الْحِسَابُ dibaca ☼ الحِسَا بْ

خَطَايَايْ dibaca ☼ خَطَايَايَ ☼ ـ اِيَّايْ dibaca ☼ اِيَّايَ☼

- Fathah sebelumnya ada Wa [ وْ ـَ ] seperti : ☼ يُنْصَرُوْنَ dibaca ☼ يُنْصَرُوْنْ

- Fathah, kasrah atau dhammah sebelumnya ada Ya’ mati,[يْ ـُ ـِ ـَ ] , seperti : ☼ اَلْحَلِيْمَ ☼ اَلْحَلِيْمِ ☼ اَلْحَلِيْمُ dibaca ☼ اَلْحَلِيْمْ

- Dhammatain atau kasratain sebelumnya ada Ya’mati, [يْ ـٌ ـٍ ] seperti : ☼ حَلِيْمٌ ☼ حَلِيْمٍ dibaca ☼ حَلِيْمْ

- Dhammatain atau kasratain sebelumnya ada Waw mati [وْ ـٌ ـٍ ] seperti : ☼ غَفُوْرٌ ☼ غَفُوْرٍ dibaca = ☼ غَفُوْرْ

3. Akhir suku kata berharakat fathatain dan sesudahnya ada huruf Alif [ـً ا] dibaca fathah [ـَ ا], seperti : ☼حَكِيْمًا dibaca = ☼ حَكِيْمَا

- atau akhir suku kata terdiri dari huruf Hamzah berharakat fathatainn [ءً] dibaca fathah [ءَ] , seperti : ☼ مَاءً dibaca = ☼ مَائَا

- atau akhir suku kata terdiri dari Alif maqshurah dan sebelumnya berharakat fathatain [ ـً ى ] dibaca fathah [ ـَ ى], seperti : ☼ مُسَمًّى dibaca = ☼ مُسَمَّى

4. Akhir suku kata terdiri dari Ta’ Marbuthah [ ـة ـ ة ] dimatikan dan bunyinya berubah menjadi bunyi Ha’ [ ـهْ ـ هْ ] , seperti :

حَامِيَهْ☼ dibaca = حَامِيَةٌ ☼ ـ بَرَرَهْ dibaca = ☼ بَرَرَةٍ ☼

5. Akhir suku kata yang terdiri dari huruf Ha’ berharakat kasrah atau dhammah [ ـهِ ـ ـهُ ] dimatikan [ ـهْ ـ ـهْ ] , seperti :

صَا حِبَتِهْ ☼ =dibaca صَاحِبَتِهِ ☼ـ رَسُوْلُهْ☼ dibaca = رَسُوْلَهُ☼

6. Akhir suku kata terdiri dari huruf Mad atau huruf mati, dibaca apa adanya tanpa ada perubahan, seperti :

☼ اَقْفَالُهَا tetap dibaca ☼ اَقْفَالُهَا - ☼ جَنَّاتِيْ tetap dibaca ☼ جَنَّاتِيْ ☼ فَسَقُوْا tetap dibaca ☼ فَسَقُوْا - ☼ لَيَطْغَى tetap dibaca ☼ لَيَطْغَى ☼ عَلَيْهِمْ tetap dibaca ☼ عَلَيْهِمْ - ☼ يُوْلَدْ tetap dibaca ☼ يُوْلَدْ

7. Akhir suku kata terdiri dari huruf hidup, sedangkan sebelumnya terdapat huruf mati seperti dalam kurung [ ـْ ـَ / ـْ ـِ / ـْ ـُ ]maka huruf akhir suku kata itu dimaitkan seperti dalam kurung [ ـْ ـْ / ـْ ـْ / ـْ ـْ ] sehingga ada dua huruf mati. Cara mewaqafkan, cukup sekedar bunyi akhir suku kata itu didengar sendiri atau oleh orang yang berdekatan sebagai isyarat bahwa ada huruf mati, sehingga waqaf seperti ini disebut “waqaf isyarat”. Contoh :

وَالْعَصْرْ☼ dibaca وَالْعَصْرِ ☼ ـ وَالأَمْـرْ☼ dibaca وَالأَمْـرُ☼

8. Akhir suku kata bertasydid dimatikan tanpa menghilangkan fungsi tasydidnya, seperti : ☼ مِنْـهُنَّ dibaca ☼ ـ مِنْـهُنّْ ☼خلَقَهُنَّ dibaca ☼ خَلَقَهُنّْ

9.Hamzah di akhir kata yang ditulis di atas waw [ ؤ ] dimatikan bila waqaf, dan dibaca pendek bila washal, seperti :

 - يَـتَـفَـيَّـؤُا bila Waqaf ☼
Tulisan   QS.An-Nahl [16] : 48 - يَـتَـفَـيَّـأْ - dan bila Washal dibaca يَـتَـفَـيَـؤُا ظِلاَلُهُ

 - يَـعْـبَــؤُا bila Waqaf dibaca ☼
Tulisan   QS.Al-Furqan [26] : 77 - يَـعْـبَـأْ - dan bila Washal dibaca يَـعْـبَـؤُا بِـكُمْ

Demikian pula dalam QS.Yusuf [12] : 84 تَـفْـتَـؤُا , - dalam QS. Thaha  يَـدْرَؤُا
[20] : 18 اَتَـوَكَّـؤُا ,- dan dalam QS. An-Nur [24] : 8  

10.Hamzah di akhir kata yang ditulis di atas waw [ ؤ ] bila waqaf dimatikan sesudah membaca panjang huruf sebelumnya, dan bila washal hamzah dibaca pendek seperti :

Tulisan - عُـلَـمـؤُا bila Waqaf dibaca
 QS. Asy-Syu'araa' : [26} :197 - ☼عُـلَـمَـاءْ - dan bila Washal dibaca عُـلَـمـؤُا بَنِيْ اِسْرَائِيْلَ

Demikian pula dalam QS.Fathir [35] : 28 عُـلَـمـؤُا ,- QS. Ibrahim :  الضُّـعَـفـؤُا ,- QS.Yunus [10] :
[14] : 21 ,- dan Al-Mu’min [40] : 47   شُـفَـعــؤُا  شُـرَكـؤُا ,- QS.Ar-Ruum [30] :13  28  

TANDA-TANDA WAQAF
1. م WAQAF LAZIM [وَقَفْ لاَزِمْ] Tanda mesti berhenti.
2. لا LA WAQFA [ لاَ وَقْفَ ] Tanda tidak boleh berhenti.
1. ط WAQAF MUTHLAQ [ وَقَفْ مُطْلَقْ ] Tanda sempurna berhenti.
2. ج WAQAF JAIZ [ وَقَفْ جَائِزْ ] Tanda boleh berhenti dan boleh terus.
3. ز WAQAF MUJAWWAZ [ مُجَوَّزْ ]Tanda boleh berhenti, terus lebih baik.
4. ص WAQAF MURAKH-KHASH [ وَقَفْ مُرَخَّصْ ] Tanda diringankan (di bolehkan) berhenti karena mempunyai nafas pendek, terus lebih baik.
5. قف WAQAF MUSTAHAB [وَقَفْ مُسْتَحَبْ ]. Tanda berhenti lebih baik, tidak salah kalau terus.
6. قلى WAQAF AULA [وَقَفْ اَوْلَى]. Tanda berhenti lebih baik.
7. ق QILA WAQAF [ قِيْلَ وَقَفْ ] Sebagian pendapat, tanda boleh berhenti.
8. صلى WASHAL AULA [وَصَلْ اَوْلَى] Tanda terus lebih baik.
11.ك Kadza lika Muthabiq lima qablahu [كَذَالِكَ مُطَابِقٌ لِمَا قَبْلَهُ ]Tanda berhenti seperti tanda waqaf sebelumnya.
12. … ___… WAQAF MU’ANAQAH [ وَقَفْ مُعَانَقَةِ ]Tanda boleh berhenti pada salah satu titik tiga.
13. س/سكت SAKTAH [ سَكْتَةْ ]Tanda berhenti sejenak tanpa ambil nafas.


Sumber: http://mughits-sumberilmu.blogspot.com