Perlu kita mengenal istilah-istilah terkait dengan membaca Al-Qur’an dan
menghentikan bacaan sebagai berikut :
1. Iftitah [ اِفْتِتَاح ] adalah pembukaan dalam bacaan Al-Qur’an yang diawali
dengan membaca isti’adzah, basmalah, lalu diteruskan dengan membaca ayat.
2. Waqaf [ وَقَفْ ] adalah menghentikan bacaan atau suara sejenak pada akhir
suku kata untuk mengambil nafas dengan maksud kendak melanjutkan bacaan pada
ayat berikutnya.
3. Ibtida’ [ اِبْتِدَاء ] adalah memulai bacaan kembali sesudah waqaf dari awal
suku kata pada ayat berikutnya.
4. Qatha’ [ قَطَعْ ] adalah mengakhiri bacaan Al-Qur’an dengan memotong bacaan
sama sekali. Dan apabila hendak membuka bacaan kembali sesudah melakukan
qatha’, disunahkan membaca isti’adzah lagi.
Perhatian contoh berikut ini :
اَعُـوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّـيْطَانِ الـرَّجِـيْمِ - بِسْـــمِ اللهِ الـرَّحْـمَنِ
الـرَّحِـيْمِ
1.قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ 2. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ 3. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ
اِذَا وَقَبَ 4 . وَمِنْ شَرِّالنَّـفَّاثَاتِ فِى الْعُقَدِ 5. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ
اِذَا حَسَدَ .
PEMBAGIAN WAQAF
1. WAQAF IKHTIBARI (menguji atau mencoba). Maksudnya adalah waqaf yang
dilakukan untuk menguji qari’ atau menjelaskan agar diketahui cara waqaf dan
ibtida’ yang sebenarnya. Waqaf ini dibolehkan hanya dalam proses belajar
mengajar, yang sebenarnya tidak boleh waqaf menurut kaidah ilmu tajwid.
2. WAQAF IDHTHIRARI (terpaksa). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan dalam
keadaan terpaksa, mungkin karena kehabisan nafas, batuk atau bersin dan lain
sebagainya. Apabila terjadi waqaf ini, hendaklah mengulang dari kata tempat
berhenti atau kata sebelumya yang tidak merusak arti yang dimaksud oleh ayat.
3. WAQAF INTIZHARI (menunggu). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan pada kata
yang diperselisihkan oleh ulama’ qiraat antara boleh dan tidak boleh waqaf.
Untuk menghormati perbedaan pendapat itu, sambil menunggu adanya kesepakatan,
sebaiknya waqaf pada kata itu, kemudian diulangi dari kata sebelumnya yang
tidak merusak arti yang dimaksud oleh ayat, dan diteruskan samapi tanda waqaf
berikuitnya. Dengan demikian terwakili dua pendapat yang berbeda itu.
4. WAQAF IKHTIARI (pilihan). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan pada kata
yang dipilih, disengaja dan direncanakan, bukan karena ada sebab-sebab lain.
WAQAF IKHTIARI ADA EMPAT
1. WAQAF TAM (sempurna). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang sudah
sempurna, baik menurut tata bahasa maupun arti. Pada umumnya terdapat pada akhir
ayat dan di akhir keterangan, cerita atau kisah. Dan tidak ada kaitannya sama
sekali dengan ayat berikutnya. Seperti waqaf pada الْمُفْلِحُوْنَ dalam ayat
berikut :
اُولئِكَ عَلَى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ لا وَاُولئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ [ البقرة
: 5]
- Waqaf Tam bisa terjadi sebelum habisnya ayat, seperti waqaf pada kata اَذِلَّةٍ
dalam ayat :
قَالَتْ اِنَّ الْمُلُوْكَ اِذَا دَخَلُوْا قَرْيَةً اَفْسَدُوْهَاوَجَعَلُوا اَعِزَّةَ
اَهْلِهَا اَذِلَّةٍ وقف وِكَذَالِكَ يَفْعَلُوْنَ [ النمل : 34 ]
- Waqaf Tam terkadang terjadi pada pertengahan ayat, seperti waqaf pada kata اِذْ
جَاءَ نِيْ dalam ayat :
لَقَدْ اَضَلَّنِيْ عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَاِذْ جَاءَ نِيْ وقف وَكَانَ الشَّيْطَانُ
لِلإِنْسَانِ خَذُوْلاً [الفرقان :29]
- Dan waqaf Tam dapat terjadi pula sesudah habis ayat tambah sedikit, seperti
waqaf pada kata وَبِاللَّيْلِ dalam ayat :
وَاِنَّكُمْ لَتَمُرُّوْنَ عَلَيْهِمْ مُصْبِحِيْنَ☼ وَبِاللَّيْلْ وقف اَفَلاَ تَعْقِلُوْنَ
[ الصفات : 137 - 138]
2. WAQAF KAFI (cukup). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang menurut
tata bahasa sudah dianggap cukup, tetapi dari segi arti, cerita atau kisah
masih ada kaitannya dengan ayat berikutnya. Seperti waqaf pada ☼يُوْقِنُوْنَ
dalam ayat berikut :
وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَا اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ج
وَبِالأَخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ ☼ اُولئِكَ عَلَى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ لا وَاُولئِكَ
هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ☼ [ البقرة : 4 – 5 ]
3. WAQAF HASAN (baik). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang sudah
dianggap baik menurut tata bahasa, tetapi masih ada kaitan dengan ayat
berikutnya, baik dari segi arti maupun tata bahasa. Seperti waqaf pada ☼ الْعَالَمِـيْنَ
dalam ayat berikut :
اَلْحَمْـدُ للهِ رَبِّ الْعَـالَمِـيْنَ☼ اَلرَّحْمـنِ الرَّحِيْـمِ ☼ مَـالِكِ يَوْمِ
الدِّيْنِ ☼
4. WAQAF QABIH (buruk). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang
menurut tata bahasa tergolong buruk dan bahkan merusak arti atau maksud dari
makna ayat yang sebenarnya. Seperti waqaf pada ☼ لِلْمُصَلِّيْنَ dalam ayat
berikut :
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّيْنَ ☼ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلاَ تِهِمْ سَاهُوْنَ ☼
Waqaf pada ☼ لِلْمُصَلِّيْنَ akan merusak arti atau maksud ayat. Maksud dari
ayat adalah : “Neraka itu untuk orang-orang yang melalaikan shalat” Ketika
waqaf pada ☼ لِلْمُصَلِّيْنَ , maka maksud ayat lalu berubah menjadi :
“Neraka itu untuk orang-orang yang mengerjakan shalat"
CARA BERWAQAF
Waqaf dalam membaca Al-Qur’an dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut,
yaitu :
1. Akhir suku kata dimatikan dalam bacaan apabila berharakat fathah, kasrah,
dhammah, kasratain atau dhammatain [ ـَ ـِ ـُ ـٌ ـٍ ] Contoh :
سَقَرْ☼ = سَقَرَ ☼ نُذُرْ ☼ = نُذُرِ ☼ اَحْسَنْ ☼ = اَحْسَنُ ☼ تَخَوُّفْ = ☼ تَخَوُّفٍ
☼ اَشِرْ ☼ = اَسِرٌ☼
2. Akhir suku kata dimatikan [ ـْ ]dalam bacaan apabila berharakat : Fathah,
kasrah atau dammah yang sebelumnya ada Alif [ا ـَ ـِ ـُ ] seperti :
☼ الْحِسَابَ ☼ الْحِسَابِ ☼ الْحِسَابُ dibaca ☼ الحِسَا بْ
خَطَايَايْ dibaca ☼ خَطَايَايَ ☼ ـ اِيَّايْ dibaca ☼ اِيَّايَ☼
- Fathah sebelumnya ada Wa [ وْ ـَ ] seperti : ☼ يُنْصَرُوْنَ dibaca ☼ يُنْصَرُوْنْ
- Fathah, kasrah atau dhammah sebelumnya ada Ya’ mati,[يْ ـُ ـِ ـَ ] , seperti
: ☼ اَلْحَلِيْمَ ☼ اَلْحَلِيْمِ ☼ اَلْحَلِيْمُ dibaca ☼ اَلْحَلِيْمْ
- Dhammatain atau kasratain sebelumnya ada Ya’mati, [يْ ـٌ ـٍ ] seperti : ☼ حَلِيْمٌ
☼ حَلِيْمٍ dibaca ☼ حَلِيْمْ
- Dhammatain atau kasratain sebelumnya ada Waw mati [وْ ـٌ ـٍ ] seperti : ☼ غَفُوْرٌ
☼ غَفُوْرٍ dibaca = ☼ غَفُوْرْ
3. Akhir suku kata berharakat fathatain dan sesudahnya ada huruf Alif [ـً ا]
dibaca fathah [ـَ ا], seperti : ☼حَكِيْمًا dibaca = ☼ حَكِيْمَا
- atau akhir suku kata terdiri dari huruf Hamzah berharakat fathatainn [ءً]
dibaca fathah [ءَ] , seperti : ☼ مَاءً dibaca = ☼ مَائَا
- atau akhir suku kata terdiri dari Alif maqshurah dan sebelumnya berharakat
fathatain [ ـً ى ] dibaca fathah [ ـَ ى], seperti : ☼ مُسَمًّى dibaca = ☼ مُسَمَّى
4. Akhir suku kata terdiri dari Ta’ Marbuthah [ ـة ـ ة ] dimatikan dan bunyinya
berubah menjadi bunyi Ha’ [ ـهْ ـ هْ ] , seperti :
حَامِيَهْ☼ dibaca = حَامِيَةٌ ☼ ـ بَرَرَهْ dibaca = ☼ بَرَرَةٍ ☼
5. Akhir suku kata yang terdiri dari huruf Ha’ berharakat kasrah atau dhammah [
ـهِ ـ ـهُ ] dimatikan [ ـهْ ـ ـهْ ] , seperti :
صَا حِبَتِهْ ☼ =dibaca صَاحِبَتِهِ ☼ـ رَسُوْلُهْ☼ dibaca = رَسُوْلَهُ☼
6. Akhir suku kata terdiri dari huruf Mad atau huruf mati, dibaca apa adanya
tanpa ada perubahan, seperti :
☼ اَقْفَالُهَا tetap dibaca ☼ اَقْفَالُهَا - ☼ جَنَّاتِيْ tetap dibaca ☼ جَنَّاتِيْ
☼ فَسَقُوْا tetap dibaca ☼ فَسَقُوْا - ☼ لَيَطْغَى tetap dibaca ☼ لَيَطْغَى ☼ عَلَيْهِمْ
tetap dibaca ☼ عَلَيْهِمْ - ☼ يُوْلَدْ tetap dibaca ☼ يُوْلَدْ
7. Akhir suku kata terdiri dari huruf hidup, sedangkan sebelumnya terdapat
huruf mati seperti dalam kurung [ ـْ ـَ / ـْ ـِ / ـْ ـُ ]maka huruf akhir suku
kata itu dimaitkan seperti dalam kurung [ ـْ ـْ / ـْ ـْ / ـْ ـْ ] sehingga ada
dua huruf mati. Cara mewaqafkan, cukup sekedar bunyi akhir suku kata itu
didengar sendiri atau oleh orang yang berdekatan sebagai isyarat bahwa ada
huruf mati, sehingga waqaf seperti ini disebut “waqaf isyarat”. Contoh :
وَالْعَصْرْ☼ dibaca وَالْعَصْرِ ☼ ـ وَالأَمْـرْ☼ dibaca وَالأَمْـرُ☼
8. Akhir suku kata bertasydid dimatikan tanpa menghilangkan fungsi tasydidnya,
seperti : ☼ مِنْـهُنَّ dibaca ☼ ـ مِنْـهُنّْ ☼خلَقَهُنَّ dibaca ☼ خَلَقَهُنّْ
9.Hamzah di akhir kata yang ditulis di atas waw [ ؤ ] dimatikan bila waqaf, dan
dibaca pendek bila washal, seperti :
- يَـتَـفَـيَّـؤُا bila Waqaf ☼ Tulisan QS.An-Nahl [16] : 48
- يَـتَـفَـيَّـأْ - dan bila Washal dibaca يَـتَـفَـيَـؤُا ظِلاَلُهُ
- يَـعْـبَــؤُا bila Waqaf dibaca ☼ Tulisan QS.Al-Furqan [26] :
77 - يَـعْـبَـأْ - dan bila Washal dibaca يَـعْـبَـؤُا بِـكُمْ
Demikian pula dalam QS.Yusuf [12] : 84 تَـفْـتَـؤُا , - dalam QS. Thaha يَـدْرَؤُا [20] : 18 اَتَـوَكَّـؤُا ,- dan dalam QS. An-Nur
[24] : 8
10.Hamzah di akhir kata yang ditulis di atas waw [ ؤ ] bila waqaf dimatikan
sesudah membaca panjang huruf sebelumnya, dan bila washal hamzah dibaca pendek
seperti :
Tulisan - عُـلَـمـؤُا bila Waqaf dibaca QS. Asy-Syu'araa' : [26} :197 - ☼عُـلَـمَـاءْ -
dan bila Washal dibaca عُـلَـمـؤُا بَنِيْ اِسْرَائِيْلَ
Demikian pula dalam QS.Fathir [35] : 28 عُـلَـمـؤُا ,- QS. Ibrahim : الضُّـعَـفـؤُا ,- QS.Yunus [10] : [14] : 21 ,- dan Al-Mu’min [40] : 47 شُـفَـعــؤُا شُـرَكـؤُا
,- QS.Ar-Ruum [30] :13 28
TANDA-TANDA WAQAF
1. م WAQAF LAZIM [وَقَفْ لاَزِمْ] Tanda mesti berhenti.
2. لا LA WAQFA [ لاَ وَقْفَ ] Tanda tidak boleh berhenti.
1. ط WAQAF MUTHLAQ [ وَقَفْ مُطْلَقْ ] Tanda sempurna berhenti.
2. ج WAQAF JAIZ [ وَقَفْ جَائِزْ ] Tanda boleh berhenti dan boleh terus.
3. ز WAQAF MUJAWWAZ [ مُجَوَّزْ ]Tanda boleh berhenti, terus lebih baik.
4. ص WAQAF MURAKH-KHASH [ وَقَفْ مُرَخَّصْ ] Tanda diringankan (di bolehkan)
berhenti karena mempunyai nafas pendek, terus lebih baik.
5. قف WAQAF MUSTAHAB [وَقَفْ مُسْتَحَبْ ]. Tanda berhenti lebih baik, tidak
salah kalau terus.
6. قلى WAQAF AULA [وَقَفْ اَوْلَى]. Tanda berhenti lebih baik.
7. ق QILA WAQAF [ قِيْلَ وَقَفْ ] Sebagian pendapat, tanda boleh berhenti.
8. صلى WASHAL AULA [وَصَلْ اَوْلَى] Tanda terus lebih baik.
11.ك Kadza lika Muthabiq lima qablahu [كَذَالِكَ مُطَابِقٌ لِمَا قَبْلَهُ
]Tanda berhenti seperti tanda waqaf sebelumnya.
12. … ___… WAQAF MU’ANAQAH [ وَقَفْ مُعَانَقَةِ ]Tanda boleh berhenti pada
salah satu titik tiga.
13. س/سكت SAKTAH [ سَكْتَةْ ]Tanda berhenti sejenak tanpa ambil nafas.
Sumber: http://mughits-sumberilmu.blogspot.com